Berencana untuk membeli bearing sepeda? Anda wajib tahu jenis dan ukurannya sebelum membelinya. Bearing memiliki peranan penting dalam mekanika dan permesinan, karena fungsinya yang menumpu poros agar dapat berputar tanpa menyebabkan gesekan berlebihan.

Dalam bahasa Indonesia, bearing di kenal sebagai bantalan, meskipun sering juga di sebut laher. Komponen ini bertugas membatasi gerak relatif antara dua atau lebih komponen mesin sehingga tetap bergerak sesuai arah yang di inginkan.

Bearing memastikan poros (shaft) berputar stabil terhadap sumbu porosnya, dan untuk komponen yang bergerak linear, bearing berfungsi menjaga agar tetap berada di jalur pergerakannya. Kekuatan bearing harus memadai agar dapat mendukung poros serta elemen-elemen mesin lainnya bekerja secara optimal. Bearing umumnya di pasang pada as roda dan berbagai komponen yang berputar di sistem mesin.

Pengertian Bearing Sepeda

Bearing sepeda adalah komponen yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara dua permukaan yang bergerak. Setiap komponen sepeda yang berputar biasanya di lengkapi dengan bearing, seperti pada hub roda depan dan belakang, bottom bracket, headset, derailleur pulley, pedal. Serta beberapa sepeda memiliki bearing tambahan pada rangka atau seat tube.

Bahkan pada sepeda sederhana seperti single speed atau fixed gear, terdapat setidaknya 6 hingga 7 bearing, sementara pada sepeda yang lebih kompleks, jumlah bearing bisa mencapai belasan. Menjaga kinerja bearing tetap optimal merupakan salah satu faktor penting untuk memastikan sepeda berfungsi dengan nyaman, aman, dan cepat.

Apabila bearing mengalami kerusakan, perputaran komponen yang terkait dapat terganggu, menjadi macet, atau berputar tidak stabil. Kerusakan bearing juga berpotensi merusak komponen lain yang terkait, karena gesekan berlebihan dan benturan antar bagian yang bisa menyebabkan keausan, bahkan kerusakan permanen seperti bengkok atau patah.

Oleh karena itu, perawatan rutin yang melibatkan pembersihan dan pelumasan bearing sangat penting untuk mempertahankan performa komponen tersebut.

Komponen Bearing

Bearing di rancang untuk sederhana dan tahan lama, mengingat posisinya yang sering tersembunyi dan sulit diakses untuk perawatan rutin. Secara umum, bearing terdiri dari beberapa elemen utama:

1. Dua buah cincin dengan jalur (raceway)

Terdapat cincin luar (outer ring) dan cincin dalam (inner ring) yang berfungsi menjaga bola tetap berputar pada jalurnya. Biasanya terbuat dari bahan yang sangat kuat seperti baja atau krom, yang mempengaruhi daya tahan serta kapasitas beban bearing.

Baca juga: Ketahui Komponen Bearing Beserta Fungsinya

Selain itu, material seperti keramik dan plastik kadang di gunakan. Keramik lebih ringan dan tahan lama, namun plastik lebih cocok untuk kondisi yang tidak melibatkan tekanan atau suhu tinggi.

2. Elemen berputar atau bergulir

Elemen ini bisa berbentuk bola, silinder, cone, roller, atau needle. Biasanya terbuat dari bahan yang sangat keras, meski dalam beberapa kasus material keramik atau plastik juga di gunakan.

3. Cage atau rumah

Fungsi cage adalah memastikan elemen berputar, seperti bola atau silinder, tetap berada pada tempatnya dan tidak saling bertabrakan atau bergesekan, yang dapat memperpendek masa pakai bearing.

4. Seal atau penutup

Beberapa bearing di lengkapi dengan seal untuk mencegah masuknya kotoran dan menjaga pelumas tetap bersih di dalam bearing, sehingga meningkatkan kinerja dan umur pakai. Tidak semua bearing memiliki seal, tergantung pada desain dan kebutuhan aplikasinya.

Jenis Bearing Sepeda

Meskipun memiliki tujuan yang sama, bentuk, jenis, dan ukuran bearing pada sepeda dapat sangat bervariasi. Ada beragam bentuk dan mekanisme kerja bearing yang di gunakan pada sepeda, namun berikut ini kita akan membahas secara garis besar saja. Berdasarkan cara kerjanya, bearing dapat di bagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:

1. Cup and Cone Bearing serta Loose Bearing

Cup and Cone Bearing di kenal sebagai salah satu jenis bearing yang paling sederhana, ekonomis, dan mudah dalam perawatan. Jenis ini sering digunakan oleh Shimano karena desainnya yang praktis. Bearing ini memiliki komponen utama berupa cup (mangkuk) dan cone (kerucut) yang membentuk permukaan miring untuk menjaga bola-bola bearing tetap berada di tempatnya.

Kelebihan utama dari desain ini adalah kesederhanaannya yang memudahkan proses perawatan dan servis secara berkala, serta harganya yang relatif murah. Bearing jenis ini juga di kenal tahan lama apabila dirawat dengan baik.

Berkat permukaan miring dan melengkung, beban tidak terfokus pada satu titik saja, melainkan didistribusikan secara merata, baik untuk beban radial (atas-bawah) maupun axial (samping). Hal ini membuat perputaran bearing lebih halus, terutama jika menggunakan pelumas yang tepat.

Namun, kekurangan dari bearing jenis ini adalah mudahnya kotoran masuk apabila tidak di tutup atau disegel dengan baik. Kotoran yang masuk diantara bola-bola bearing dapat menyebabkan gesekan berlebih dan mengurangi kelancaran putaran.

Oleh karena itu, perawatan rutin sangat penting untuk menjaga performanya. Selain itu, bearing cup and cone perlu di pasang dengan rapat dan sejajar, terutama setelah sering di buka-tutup, untuk memastikan bola-bola tetap berputar dengan lancar.

Sedangkan loose ball bearing, atau yang lebih di kenal sebagai gotri, merupakan varian bearing di mana bola-bola bearing tidak memiliki sekat atau pembatas yang memisahkan mereka. Akibatnya, bola-bola ini dapat saling bergesekan satu sama lain. Pada jenis cup and cone bearing, bola-bola tersebut dapat berupa loose ball atau caged bearing (bearing yang memiliki kerangka untuk memisahkan bola-bola tersebut).

2. Caged Bearing

Caged bearing, atau yang juga di kenal sebagai gotri sarangan, memiliki dudukan khusus (retainer) untuk menempatkan bola atau roller di dalam bearing. Fungsinya adalah untuk memastikan bola-bola atau roller tersebut tidak saling bergesekan dan tetap berada pada posisinya.

Selain mencegah gesekan antar bola, retainer ini juga menjaga bentuk bola tetap konsisten. Namun, penambahan dudukan ini mengurangi jumlah bola yang dapat di masukkan ke dalam bearing. Sehingga kemampuan bearing untuk menahan beban juga lebih kecil dibandingkan dengan jenis bearing tanpa dudukan.

Meskipun begitu, keberadaan caged bearing membantu pengaturan posisi bola dengan lebih baik. Dalam beberapa aplikasi, bola-bola dapat di atur dalam dua atau lebih lapisan dengan posisi yang berbeda, masing-masing memiliki fungsi spesifik. Hal ini memungkinkan distribusi beban yang lebih efisien dan memastikan performa bearing tetap optimal dalam kondisi tertentu.

3. Cartridge Bearing

Pada komponen sepeda modern, cartridge bearing menjadi pilihan yang lebih umum di gunakan. Cartridge bearing merupakan jenis bearing yang sepenuhnya tertutup rapat dengan seal karet tambahan. Di rancang untuk mencegah masuknya air, debu, pasir, atau kotoran lain ke dalam sistem bearing.

Dengan perlindungan ini, bola-bola bearing tetap berada di posisi idealnya, terlindung dari korosi, dan kebocoran pelumas dapat diminimalisir. Kelebihan dari cartridge bearing adalah kemampuannya dalam menjaga kebersihan dan ketahanan terhadap kondisi lingkungan yang keras, sehingga lebih awet dan tidak mudah rusak.

Namun, kekurangan dari desain yang tertutup rapat ini adalah kesulitan dalam melakukan perawatan. Ketika terjadi kerusakan pada salah satu komponen atau bearing menjadi macet, bearing jenis ini tidak dapat diperbaiki dan harus di ganti dengan yang baru. Biaya perawatan cenderung lebih mahal karena memerlukan alat khusus untuk membuka segel yang sangat rapat.

4. Roller/Needle Bearing

Roller atau needle bearing adalah jenis bearing yang menggunakan silinder sebagai elemen berputarnya, bukan bola seperti pada bearing konvensional. Silinder ini dapat memiliki berbagai bentuk dan ukuran, mulai dari yang panjang dan tipis seperti jarum (needle) hingga yang berbentuk kerucut (tapered) atau dengan posisi miring dan tegak.

Kelebihan utama dari roller bearing adalah kemampuannya untuk menahan beban yang lebih besar dibandingkan dengan ball bearing, karena permukaan kontak yang lebih luas. Beban yang diterima dapat didistribusikan secara merata di sepanjang permukaan silinder, sehingga tekanan tidak terkonsentrasi pada satu titik saja.

Namun, konsekuensi dari desain ini adalah adanya peningkatan rolling resistance atau hambatan gesekan, yang menyebabkan putaran bearing tidak sehalus ball bearing. Dengan lebih banyak permukaan yang bersentuhan, roller bearing cenderung berputar lebih lambat.

Dalam aplikasi sepeda, roller bearing umumnya digunakan pada komponen seperti headset atau pedal, dimana putaran yang terlalu bebas tidak diinginkan. Bearing ini memberikan kontrol yang lebih stabil karena perputaran yang lebih berat. Meskipun demikian, roller bearing tidak sepopuler ball bearing di dunia sepeda karena memiliki daya tahan yang lebih rendah dan memerlukan perawatan lebih sering.

Ukuran Bola Bearing Sepeda

Ukuran bola bearing yang digunakan pada sepeda bervariasi, dengan ukuran umum seperti 5/32″, 1/8″, 3/16″, 1/4″, atau 3/32″. Beberapa merek, seperti Campagnolo, terkadang menggunakan ukuran bearing sepeda yang sedikit berbeda, seperti 3/16″ atau 5/32″. Jika ukuran bola bearing tidak dicantumkan, Anda dapat mengukurnya secara manual menggunakan alat seperti jangka sorong atau caliper untuk mengetahui diameter yang tepat.

Saat mengganti bearing sepeda, baik itu untuk hub, headset, maupun bottom bracket, langkah pertama adalah memeriksa kode pada bearing lama. Anda bisa mencari bearing baru dengan kode yang sama atau ukuran yang setara.

Baca juga: Bearing Roda: Komponen Kecil dengan Peran Besar pada Kendaraan

Perlu diketahui bahwa tidak semua pabrikan bearing menggunakan standar pengkodean yang sama, beberapa merek mungkin memiliki sistem kode tersendiri. Selain itu, pengukuran bearing bisa menggunakan sistem metrik atau inci, yang seringkali menyebabkan perbedaan dalam penamaan dan kode produk.

Selain variasi ukuran, material bola bearing juga dapat diganti sesuai kebutuhan. Bola bearing sepeda berbahan keramik, misalnya, semakin populer digunakan dalam sepeda modern. Bahan dan kualitas bola bearing mempengaruhi berbagai faktor seperti kekuatan, daya tahan, kemampuan menahan suhu ekstrim, serta performa keseluruhan. Pemilihan material yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan umur pakai bearing pada sepeda.

Cara Membaca dan Memahami Ukuran Kode Bearing

Kode ukuran bearing memberikan informasi penting mengenai spesifikasi, ukuran, dan jenis bearing, yang sangat membantu dalam memastikan penggunaan bearing yang tepat serta ketika mengganti bearing.

Untuk mengganti bearing sepeda, sangat disarankan menggunakan bearing dengan kode ukuran yang sama agar performa optimal tetap terjaga. Berikut penjelasan tentang cara membaca kode bearing, yang disarikan dari sumber Practical Boiler Operation Engineering.

Sebagai contoh, kita akan menggunakan kode bearing 6203-ZZC3, yang terdiri dari lima elemen: 6–2–03–Z–C3

Berikut adalah arti dari masing-masing bagian kode:

  1. Angka pertama (6): Menunjukkan jenis bearing (bearing type code). Pada contoh ini, angka 6 menunjukkan bahwa bearing tersebut adalah type deep groove ball bearing.
  2. Angka kedua (2): Mengindikasikan seri bearing (series code). Pada contoh, angka 2 menunjukkan seri bearing yang terkait dengan rasio antara beban yang dapat ditahan dan ukuran bearing.
  3. Angka ketiga dan keempat (03): Merujuk pada diameter bore bearing (diameter bagian dalam). Pada contoh ini, 03 berarti diameter bore bearing adalah 17mm (kode angka ini dikalikan dengan 5 untuk mendapatkan ukuran dalam mm).
  4. Kode huruf (Z): Menunjukkan jenis bahan penutup bearing. Z dalam contoh ini menunjukkan bahwa bearing memiliki penutup logam di salah satu sisi untuk melindungi bola dari kotoran.
  5. Huruf dan angka terakhir (C3): Menyatakan radial clearance atau kelonggaran radial bearing. C3 menunjukkan bahwa bearing ini memiliki kelonggaran radial yang lebih besar dari standar, yang biasanya digunakan untuk aplikasi dengan kecepatan tinggi atau suhu tinggi.

Dengan memahami arti dari setiap elemen kode bearing, Anda dapat mengetahui karakteristik lengkap dari bearing tersebut. Selain itu, hal ini memudahkan dalam memilih bearing yang sesuai saat mengganti atau melakukan perawatan sepeda.

Kode Jenis Bearing

Digit atau karakter pertama pada kode bearing, baik berupa angka maupun huruf, menunjukkan jenis bearing. Jenis ini merujuk pada bagaimana bola atau silinder diposisikan, bentuk jalur luncur (raceway) untuk bola atau silinder, serta mekanisme kerja dalam bearing tersebut.

Berikut adalah beberapa kode dan artinya:

  • 1: Self aligning ball bearing
  • 2: Spherical roller bearing
  • 3: Double-row angular contact ball bearing
  • 4: Double-row ball bearing
  • 5: Thrust ball bearing
  • 6: Single-row deep groove ball bearing
  • 7: Single-row angular contact bearing
  • 8: Felt seal
  • 32: Tapered roller bearing
  • N: Cylindrical roller bearing
  • NU: Cylindrical roller bearing dengan cincin dalam yang dapat dilepas, tanpa kemampuan beban aksial
  • R: Bearing berukuran inci (non-metrik)
  • NN: Double-row roller bearing
  • NA: Needle roller bearing
  • BK: Needle roller bearing dengan ujung tertutup
  • HK: Needle roller bearing dengan ujung terbuka
  • C: CARB toroidal roller bearing
  • K: Needle roller dan cage thrust assembly
  • QJ: Four-point contact ball bearing

Kode Seri Bearing

Digit kedua pada kode bearing menyatakan proporsi antara bore (diameter lubang), diameter luar, dan ketebalan bearing. Berikut adalah makna dari kode seri bearing:

  • 8: Extra thin section
  • 9: Very thin section
  • 0: Extra Light
  • 1: Extra light thrust
  • 2: Light
  • 3: Medium
  • 4: Heavy

Untuk jenis bearing 2 (Spherical roller bearing) dan 32 (Tapered roller bearing), kode serinya bisa terdiri dari lima digit.

Bore atau Diameter Lubang Bearing

Digit ketiga dan keempat dalam kode bearing menunjukkan ukuran bore, yaitu diameter lubang bagian dalam bearing. Kode-kode berikut menunjukkan ukuran bore:

  • 00: 10 mm
  • 01: 12 mm
  • 02: 15 mm
  • 03: 17 mm
  • 04: 20 mm
  • 05: 25 mm
  • 06: 30 mm
  • 07: 35 mm
  • dan seterusnya, bertambah 5 mm untuk setiap kenaikan digit.

Suffix atau Akhiran Kode Bearing

Huruf atau angka tambahan di belakang kode bearing memberikan informasi tambahan terkait karakteristik bearing. Berikut beberapa contoh:

  • Z: One side shield
  • ZZ: Double side shield
  • RS / RSI: Satu seal (R menandakan karet)
  • 2RS / 2RSI: Dua seal
  • FY: Retainer kuningan buatan
  • FG: Retainer poliamida (nylon)
  • K: Bore tapered dengan perbandingan I:12
  • K30: Bore tapered dengan perbandingan I:30
  • W33: Outer ring dengan groove pelumasan dan tiga lubang pelumasan
  • V: Seal non-kontak pada satu sisi
  • VV: Seal non-kontak pada kedua sisi
  • DDU: Seal kontak pada kedua sisi
  • NR: Snap ring dan groove
  • M: Kandang kuningan

Kode Internal Radial Clearance

Kode C pada bearing mengindikasikan besarnya celah radial antara bola dan dudukan bearing (cage). Celah ini diperlukan untuk mengantisipasi pemuaian akibat panas sehingga bearing tetap bisa berputar dengan lancar. Untuk penggunaan dengan temperatur dan tekanan tinggi, disarankan menggunakan bearing dengan clearance C3 hingga C5 agar tidak terjadi kemacetan. Jika tidak ada kode C, maka bearing tersebut memiliki clearance radial standar.

Makna kode clearance:

  • C1: Lebih kecil dari C2
  • C2: Lebih kecil dari standar
  • Tidak ada kode: Standar
  • C3: Lebih besar dari normal
  • C4: Lebih besar dari C3
  • C5: Lebih besar dari C4

Nah itulah penjelasan lengkap terkait dengan pengertian, jenis dan ukuran bearing sepeda. Apabila Anda sedang mencari distributor bearing terlengkap, maka Anugerah Jaya Bearing (AJB) adalah pilihan yang tepat. Kami menyediakan berbagai jenis bearing dari merek-merek ternama. Kami pastikan setiap produk kami asli dan berkualitas tinggi.