Belt pada mesin terbagi dari dua kategori utama, yakni luar dan dalam. Belt bagian dalam, contohnya adalah timing belt dan transmission belt (CVT) yang sulit terlihat langsung. Berbeda dengan belt bagian dalam, belt bagian luar sangat terlihat jelas. Dalam satu sistem mesin, umumnya terdapat dua hingga empat belt terpisah (belt pompa power steering alternator, pompa air dan compressor AC). Akan tetapi ada juga mobil yang hanya memakai drive belt (satu belt untuk merangkai semuanya), lazimnya ditemui di Opel Blazer dan Jeep Cherokee.

Diantara semua komponen yang terhubung oleh belt luar, yang paling utama untuk dijaga kondisinya adalah belt pompa air dan belt alternator. Jenis yang pertama memiliki fungsi sebagai alat bantu sirkulasi air. Jika belt ini rusak dan bahkan putus, maka kinerja pendingin tidak maksimal. Sedangkan belt alternator membantu fungsi pengadaan suplai kelistrikan bagi mobil.

Penggantian belt sebenarnya berdasarkan jam kerja, namun karena sulit menemukannya maka sebaiknya kita mengganti belt berdasarkan jarak tempuh mobil (mileage). “Sebaiknya belt diganti setiap 10.000km. Perhatikan juga cara pemasangan dan penyetelannya. Jika sebelum itu belt sudah rusak, berarti ada masalah yang harus diperbaiki,” jelas Ateng Wijaya, Workshop Head dari dealer Suzuki cabang Jalan Dewi Sartika Jakarta. “Penyebab kerusakan belt karena kotoran yang bertumpuk. Selain itu, material mayoritas belt terbuat dari karet sehinggga mudah ditempeli debu.”

Image result for merawat pulley mobil

Tumpahan air, oli dan kotoran yang menumpuk dapat merusak sisi bagian dalam belt. Gejala yang tampak yaitu timbulnya gas mengkilap dan tentu saja suara berdecit. Belt juga sensitive dengan BBM. Bila terkena bensin atau solar, belt akan cepat getas. Ada juga faktor-faktor lain yang memperpendek umur belt, antara lain tidak terpasangnya jenis belt yang sesuai alias tertukar sehingga perlahan merusak bearing. Belt juga dapat tergores saat baru dipasang. Goresan tersebut akan semakin dalam manakala belt berputar dan melar karena kondisi, temperature dan umur kerja.

Bagi yang ingin melakukan pemeriksaan dan perawatan terhadap kondisi belt, maka dapat mengikuti prosedur berikut ini. Cukup sediakan belt dressing, kunci-kunci secukupnya dan lap bersih.

1. Periksa kondisi belt , terutama pada daerah yang kontak langsung denga pulley. Jika terdapat banyak keretakan, getas dan keluar serabut pada bibir belt, sebaiknya belt diganti.

2. Periksa ketegangan belt yang tertera pada buku pedoman pemilik. Jika kebetulan mobil montir mania tidak memilikinya, maka cara pemeriksaannya cukup mudah. Tekan belt antara ibu jari dan telapak tangan bawah. Jarak main belt sebelum dan sesudah ditekan tergantung pada spesifikasi mobil, tapi umumnya kira-kira sebesar 2-3cm.

3. Anda bisa juga mendeteksi belt yang kendur dari fisiknya. Terdapat garis mengkilap dan getas ketika dipegang. Semakin mengkilap, maka semakin kurang daya hantar tenaga belt. Belt yang kendur dapat mengakibatkan slip.

4. Untuk mengencangkan, cukup kendurkan baut tensioner dan tarik atau dorong hingga belt berangsur-angsur tegang. Tahan belt dengan tangan dan kencangkan kembali baut tensioner. Jangan lupa bersihkan permukaan pulley tensioner.

5. Belt didesain untuk menerima tegangan minimal statis (kaku)dengan cara berangsur-angsur melar dan terprediksi. Jika kebetulan montir mania baru saja mengganti belt, maka jangan terlalu keras memasangnya karena dapat merusak bearing pulley, naikkan temperature mesin dan mempercepat keausan. Pemasangan belt  yang terlalu keras (overtight) justru tidak akan menimbulkan suara berisik.

6. Periksa juga kelurusan belt terhadap pulley-pulleynya. Ketidaklurusan dapat berakibat putusnya belt, timbul suara gaduh dari putaran mesin yang tidak stabil. Bersihkan juga pulley dari kotoran yang akan merusak belt.

7. Jika muncul suara berdecit saat mesin kondisi idle dan hilang saat putaran mesin mulai tinggi. Maka penyebabnya bisa jadi dari ketidaklurusan pemasangan. Atau, belt dalam kondisi lembab.

8. Untuk mendiagnosa apakah belt tidak lurus terjadi kesalahan tegangan, yang mengakibatkan suara berdecit, cukup dengan menyemprot belt dengan air. Setelah belt basah dan mesin berputar, tidak muncul suara, maka penyebabnya adalah ketegangan belt tidak sesuai. Bisa juga belt telah aus. Jika muncul suara, kemudian menghilang, dan kembali lagi berdecit lebih kencang, maka penyebab utamanya adalah ketidaklurusan pemasangan.

9. Jika suara yang  muncul terjadi karena ketidaklurusan pemasangan, maka semua pulley, bearing dan bandul tensioner harus diperiksa ulang.

Sumber : Montirgw.com

Dari Penjelasan yang sudah kami jelaskan bahwa perawatan V-Belt dan Pulley cukup mudah jika dilakukan dengan benar jika di tambah dengan memberikan perhatian baik dari segi perawatan maupun pelumasan. dan kami juga memberikan salah satu toko terbaik di jakarta jika terjadi masalah terhadap V-Belt dan Pulley mobil anda atau mesin industri.

Kami anugerah jaya bearing distributor Coupling, Bearing, Spare Part, Roller Chain terlengkap dan termurah di jakarta. anda bisa bertanya sekaligus berkonsultasi tentang Coupling, Bearing, Spare Part, Roller Chain yang hendak anda gunakan.  Jadi tunggu apa lagi ? jika anda membutuhkan berbagai jenis Coupling, Bearing, Spare Part, Roller Chain berkualitas maka anugerah jaya bearing merupakan pilihan yang tepat untuk anda, tidak perlu ragu dan khawatir. Lakukan pemesanan sekarang juga melalui jalur telepon atau email yang telah tersedia, semua kebutuhan anda mengenai Coupling, Bearing, Spare Part, Roller Chain.

Namun jika anda masih ragu dalam memilih serta membeli Spare Part anda bisa bertanya sekaligus berkonsultasi mengenai Spare Part yang anda butuhkan silahkan langsung menghubungi Anugerah Jaya Bearing sekarang juga di:

  • Contact Person: Djaja Halim
  • No Handphone: 0818 0661 5757, 0812 1001 3737
  • PIN BB: 292DBD2A
  • E-mail: [email protected]