Bearing roda atau laher roda, merupakan salah satu bagian bagian dari mobil yang paling pendek umurnya. Bearing roda menjadi salah satu bagian dari kendaraan yang paling sering mengalami kerusakan. Teorinya, bearing merupakan peranti yang turut menanggung beban kendaraan baik dalam waktu diam maupun bergerak. Namun terkadang kerusakan yang bermuasal dari faktor keausan harus dijabarkan lebih panjang lagi. Terdapat faktor lainnya yang memicu percepatan kerusakan pada bearing.

Setidaknya terdapat 4 penyebab paling sering yang ditemui masalah bearing pada kendaraan bermotor berikut penjelasan-nya.

1. Air
Air menjadi biang kerusakan apabila sudah masuk ke dalam bearing. Air yang terjebak di dalam bearing itu akan bercampur dengan grease. Percampuran grease dan air  menyebabkan rusaknya daya lumas pada grease atau gemuk. Gesekan tersebut menimbulkan panas dan semakin gesekan menjadi lebih besar.

2. Grease
Grease atau yang umum dikenal sebagai gemuk, merupakan media  yang menentukan mati hidupnya pelumasan. Kualitas grease yang jelek tentu akan membawa dampak pada kinerja dan kondisi suatu bearing. Panas tetap saja terjadi walau ada pelumasan. Kualitas grease menentukan ketahanannya pada temperatur. Semakin baik kualitasnya maka grease semakin tahan akan panas dan sulit untuk berubah menjadi cair.

3. Suspensi
Suspensi yang sudah tidak sehat atau malah sudah rusak berimbas pada kerataan permukaan ban. Akibatnya, ban habis tidak merata dan permukaannya benjol-benjol. Kondisi benjol-benjol ini lambat laun berpengaruh pula pada kondisi bearing. Kondisi ban benjol dengan tersebut menimbulkan vibrasi tambahan sehingga secara langsung ataupun tidak langsung akan terdistribusi pula ke bearing. Akibatnya bearing pun menerima tekanan yang lebih besar dari kondisi normal.

4. Permukaan Jalan Yang Rusak
Permukaan jalanan rata memberikan gerakan energi lebih lembut pada kendaraan yang melaju di atasnya, sehingga akan dengan smooth mendisribusikan bobot kendaraan secara merata pada ke empat rodanya. Walaupun kendaraan dipaksa untuk menikung tajam sekalipun, pergerakan energi yang ada akan lebih lembut tersebar secara merata pada tiap sisi bannya. Berbeda dengan kondisi jalanan yang rusak. Dalam kondisi jalanan memble gerakan energi akan sangat fluktuatif dan terjadi secara mendadak.